CARA RIBA MENJADI PENGUSAHA

Sebuah iklan besar terpampang di halaman pertama salah satu harian ternama dengan titel CARA GILA MENJADI PENGUSAHA. Bahkan beberapa bulan kemudian terlihat lagi pamflet iklan seminar dengan pembicara seseorang yang meiliki gelar RAJA HUTANG, dan di koran hari ini UBAH KARTU KREDIT MENJADI MESIN PENCETAK UANG, salah satu judul seminar yang diadakan di hotel berbintang, dan biasanya seminar ini akan penuh sesak dengan orang-orang yang haus akan ilmu-ilmu dan jurus-jurus kewirausaha-an. 

Namun terlintas juga keprihatinan walaupun agak jauh di dalam lubuk hati ini setelah mengetahui beberapa materi yang disampaikan dari seminar-seminar ini, karena jalan yang di tunjukkan untuk memulai atau membesarkan suatu bisnis biasanya berhubungan dengan bank lengkap dengan dosa-dosanya. 

Tentu sebagian kita sudah mahfum bahwa bunga bank adalah riba dalam islam, namun dalam hampir setiap seminar bisnis yang pernah saya ikuti hampir seratus persen merekomendasikannya sebagai salah satu pelontar yang diperlukan bahkan sangat dibutuhkan untuk melambungkan suatu bisnis setinggi-tingginya. 
Ada juga mentor yang berusaha menutupi atau memanipulasi ke-ribaan-nya dengan kata-kata bagi hasil. 

Pembicara lain (dan sebagian besar pembicara mengungkapkan hal yang sama) secara tidak langsung membimbing calon-calon entrepreneur ini untuk masuk kelubang hutang yang tidak ada habisnya. bahkan salah satu pembicara senior dengan canda yang serius mengucapkan bahwa metode hutang bisnis yang diajarkan adalah menggali lubang yang lebih besar.

Cara berbisnis ala seminar-seminar entrepreneur yang sedang marak-maraknya, sebenarnya bukanlah hal baru. Hal itu merupakan cara kuno, cara yang berpuluh-puluh tahun dipakai terutama oleh  pengusaha  dan konglomerat terutama yang tidak paham atau memang tidak mau tau dengan hukum  riba,.
Dan cara ini mampu dikemas dengan baik, hingga bisa di jual di masyarakat, terutama masyarakat kelas pekerja yang sudah mulai bosan dengan rutinitas kesehariannya dan tergiur dengan kehidupan serba bebas, bebas uang, bebas waktu, walaupun kenyataan akhirnya banyak juga yang  harus terjun bebas akibat tidak mampu menerapkan ajaran-ajaran instan yang dia dapatkan dengan baik.

Bagi saya tulisan ini hanya di tujukan kepada diri saya sendiri, untuk sekedar mengingatkan bahwa Allah pernah mengingatkan:
Orang orang yang memakan Riba’, tiada berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (terkena) penyakit gila. dengan sentuhan kepadanya, yang demikian itu karena mereka berkata, “sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba’, padahal Alloh menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba’ “maka barang siapa menerima pelajaran dari Tuhan-nya, lalu berhenti (dari mengambil riba’) maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan), dan urusannya (terserah) kepada Alloh. Barang siapa kembali (melakukanya), mereka adalah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya (Al-Baqarah : 275).
 
Ya, bahkan sekarang saya pun masih terlibat dalam lingkaran setan ini, namun sedikit demi sedikit berusaha untuk kembali ke jalan yang sesuai dengan cita-cita kehidupan saya dunia akhirat.