Negara kita dan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) telah 'dirampok' hingga Rp 1,2 triliun
oleh investor asing saat penawaran umum saham perdana alias initial
public offering (IPO) perseroan kemarin.
Saham BUMN baja itu
dijual dengan harga murah dan akhirnya dilepas saat harganya sudah
menanjak naik sehingga asing mengantongi keuntungan margin yang
signifikan.
"Pergerakan harga saham KS menunjukkan perampokan sistematis melalui
pasar modal terhadap BUMN tersebut (Krakatau Steel)," kata Ekonom Drajad
Wibowo dalam pesan singkat yang diterima detikFinance,
Rabu (10/11/2010).
Krakatau melepas 3,15 miliar lembar saham di harga Rp 850 per lembar
saham. Pada saat pembukaan bursa, harganya melesat jadi Rp 1.250.
Seharusnya, harga saham KS ini bisa dilepas langsung di harga Rp 1.250
tersebut.
Dengan demikian ada selisih harga sebanyak Rp 400 per
lembar. Jika dikalikan dengan jumlah saham yang dilepas, maka total
selisihnya sekitar Rp 1,26 triliun.
Drajad mengaku sedih saham Krakatau Steel yang dijual murah tersebut.
Saking murahnya, sahamnya tersebut seolah diobral untuk kepentingan
pihak asing.
"Siang tadi saya sedih melihat pergerakan saham KS.
Setelah penutupan, sebagai rakyat Indonesia saya marah betul melihat
lagi-lagi BUMN kita diobral murah. Omong kosong dengan prosedur yang
katanya sudah benar," ujarnya.
Ia juga menuduh penjamin emisi
sudah bekerja tidak baik dengan mengedepankan investor asing ketimbang
lokal. Menurutnya, selama ini para underwriter menggangap para investor
asing merupakan investor berkualitas, jauh berbeda dengan investor lokal
yang hanya mencari keuntungan sesaat.
Namun, anggapan itu seketika sirna hari ini. Investor asing justru menjadi pihak yang memborong saham KS di awal perdagangan dan akhirnya melepas banyak-banyak saat harganya sudah naik menjelang penutupan bursa.
Pada
penutupan Sesi I, saham KS langsung diburu investor lokal dan asing
hingga harganya sempat melesat 47,05% ke Rp 1.250 per saham. Namun, investor asing tidak mau lama-lama memegang saham KS dan mencatat jual bersih (net sell) Rp 271,671 miliar.
Sampai penutupan bursa, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih saham KS senilai Rp 378,693 miliar. Kepemilikan asing di saham KRAS kini hanya tersisa 5% saja.
"Omong kosong underwriter mencari quality investor,
asing dijatah 35 persen supaya memperoleh investor yang bagus. Buktinya
Credit Suisse melepas saham dalam jumlah besar hari ini. Baru satu sesi
saja investor yang membeli saham KS melalui Credit Suisse sudah
mengeruk untung besar," jelasnya.
Ia meminta pihak yang berwenang
bisa segera membongkar kejahatan melalui pasar modal tersebut. Semua
orang yang terlibat dalam aksi korporasi ini, mulai dari pemerintah,
penjamin emisi sampai perusahaan pelat merahnya harus diperiksa.
"Karena
itu sebaiknya Presiden SBY memerintahkan pemberhentian Menteri BUMN,
Sesmen BUMN, Deputi Restrukturisasi dan Ketua Bapepam selama pemeriksaan
dilakukan," katanya.
Harga saham BUMN baja ini pada pencatatan saham perdana (IPO) hari ini langsung naik hingga sempat menyentuh level Rp 1.250 per lembar saham, naik 47,05%.
Pada awal pembukaan perdagangan saham pukul 09.30 JATS hari ini,
meningkat menjadi Rp 950 dari penetapan harga sebelumnya, yakni Rp 850
per lembar.
Hingga pukul 9.48 waktu JATS, saham emiten pelat
merah ini bergerak di kisaran Rp 1.180 per lembar saham Sampai penutupan
bursa, harga saham KS ditutup Rp 1.270 naik 49,41% atau setara Rp 420.
Betapa bodohnya para oknum pengelola negara ini.