Dilansir dari financialedge, Jumat (8/12/2011), berikut
beberapa tips untuk menentukan seberapa banyak waktu yang bisa anda
habiskan untuk 'menjual' perusahaan anda di Twitter, Google+, Facebook,
dan media sosial lainnya.
1. Tidak ada yang namanya sukses dalam sehari
Kesuksesan
butuh kerja keras, waktu dan dedikasi tinggi, ini berlaku juga di
sosial jejaring media. Anda bisa mulai men-tweet soal perusahaan dan
produk anda untuk beberapa bulan pertama. Hasilnya akan berbeda-beda.
Mungkin
beberapa orang tidak akan mengalami perubahan yang drastis dari
bisnisnya dalam tiga bulan pertama, tapi beberapa orang lainnya mungkin
saja sudah bisa meraup omzet yang meningkat tiga kali lipat.
Cukup
sulit juga untuk mengukur seberapa sukses anda berjualan di media
jejaring sosial. Sebagai contoh, meningkatnya omzet bisa menjadi ukuran
kesuksesan. Tapi, image positif dan jumlah penggemar atau pengikut
(follower) perusahaan anda juga tidak bisa disepelekan begitu saja.
Pastikan
anda membangun image perusahaan dan produk yang positif dan jangan lupa
tetap melayani para pelanggan dan calon pelanggan di dunia maya.
Lakukan secara efektif, jangan berlebihan sampai menyita waktu anda.
2. Pasang target feedback konsumen
Setiap
aksi yang dilakukan di media sosial oleh sebuah perusahaan atau tim
marketingnya, seperti posting di Facebook atau berkicau di Twitter,
pasti ada target imbal balik (feedback) dari pelanggannya. Salah satu
tujuan perusahaan menggunakan media sosial adalah, mempertegas
keberadaan merek, meningkatkan penjualan, memperbaiki dan menjaga
persepsi konsumen dan lain sebagainya.
Tapi, semua itu tidak akan
efektif jika anda tidak memasang target. Anda akan menghabiskan banyak
waktu di media sosial karena tahu tujuannya untuk apa, tapi tidak tahu
kapan mencapai tujuan tersebut.
Begitu anda siap untuk menggelar
kampanye promosi di jejaring sosial, pastikan anda punya target yang
tepat dan sistem pengukur untuk memonitor seberapa sukses kampanye
tersebut. Dengan monitor yang rutin, anda bisa menentukan seberapa jauh
anda dari target dan apa yang harus dilakukan, harus menambah frekuensi
atau malah mengurangi.
3. Atur frekuensi promosi
Konsumen
mungkin saja menyukai produk atau jasa layanan perusahaan anda,
terlihat dari banyaknya 'like this' di postingan Facebook anda atau
jumlah pengikut di Twitter. Tetapi bukan berarti mereka ingin dibanjiri
dengan postingan promosi anda setiap saat.
Amati setiap perilaku
pengikut anda di dunia maya. Jika komentar di postingan Facebook atau
retweet sudah mulai lesu, ini bisa berarti anda terlalu banyak
berpromosi atau mungkin jenis promosi yang adan lakukan sudah mulai
membosankan.
4. Jangan abaikan proses bisnis anda
Media
jejaring sosial betujuan untuk meningkatkan penjualan, promosi dan
hubungan masyarakat (public relation/PR), jangan sampai anda terlalu
berkonsentrasi di tempat ini dan malah mengabaikan seluruh proses bisnis
secara keseluruhan.
Sambil anda memonitor tren, melihat imbal
balik konsumen dan mengatur frekuensi promosi, jangan sampai lupa untuk
memperhatikan kelangsungan bisnis anda, pastikan tidak ada proses yang
terabaikan karena terlalu banyak berselancar di dunia maya.
Kesimpulan:
Strategi
promosi lewat media sosial yang efektif lebih kepada kualitas dan
konsistensi ketimbang kuantitas. Promosi seperti ini juga butuh masukan
dan hubungan dengan konsumen, yang sebenarnya butuh waktu cukup lama
untuk membentuk konsumen yang loyal.
Anda juga harus bisa membagi
waktu antara berpromosi di dunia maya dan mengurus seluruh proses
bisnis anda secara utuh, ini hal yang tidak mudah. Namun demikian,
dengan rencana yang matang sistem yang teratur, semua ini bisa
dilakukan.